Thursday 29 September 2016

Rawat Rindu

Rindu ini jangan disalahartikan. Bukan pahit yang ia seduhkan, melainkan manis. Pun bukan nelangsa yang kurasa. Tenang saja.
http://img.thebridalbox.com/

Sudah hampir pukul sebelas malam waktu aku menguntai kata-kata ini. Duduk di dalam kamar, hanya aku seorang diri.

Pukul segini, biasanya aku sudah larut dalam pelukan suamiku. Bisa juga terkadang masih asyik mengobrol, sesekali menonton film bersama – mis. beberapa hari lalu kami menonton How I Met Your Mother, sitkom Amerika yang ia suka dan kami kompak menertawakan beberapa adegan. Beberapa kali ia juga menceritakan tentang sitkom ini padaku sedari kami belum menikah –, dan sering juga ia asyik dengan laptopnya karena pekerjaan kantor ataupun yang lainnya, sementara aku asyik membolak-balik novel bacaanku. Malam ini, suamiku berada di Bengkulu untuk urusan kerja. Karenanya, kami hanya bisa bertukar sapa lewat handphone. Barusan dia mengabariku lewat teks, dia bilang rapatnya baru usai. Sudah pukul sebelas. Aku meneleponnya, ingin mendengar suaranya. Tentu untuk bertukar rindu.

Beberapa jam lalu, aku hendak membaca sebuah Catatan Pendek untuk Cerita yang Panjang milik Boy Candra. Baru juga beberapa halaman aku menelusuri ceritanya, ada yang bergejolak di dadaku, menuntut untuk keluar detik itu juga. Aku mengalah, kemudian lekas kuambil handphone yang tadi memang sengaja kujauhkan biar lebih fokus pada bacaanku. Langsung aku mencari satu nama di sana dan mengirim sebuah pesan kepadanya.

Tulisku: Malam ini aku rasa sunyi lantaran sudah terbiasa menikmati waktu berdua denganmu. Sehari saja tak bertemu, rinduku berbuah banyak. Andai Bengkulu letaknya tepat di sampng kamar kita, sudah kubuka segera untuk mendapatimu dan langsung bergelayut manja dalam pelukmu sambil mengucap kata beruntai: “I love you, Sayang.”

***

Bila rindu sudah mulai menjalar, kenapa sungkan menyatakannya? Dia memang ingin tampak, tidak hanya untuk disembunyikan. Lagipula, aku tak tahu bagaimana caranya mencintai tanpa merindu. Malahan kupikir rindu perlu dirawat. Ia perlu ada untuk menjaga cinta tetap mekar, tidak melayu. Dan untuk merawat rindu, perlu ada saling percaya yang utuh. Salah merawat rindu, sengat yang didapat. Lihailah.

Aku pun belajar.

No comments:

Post a Comment